Lalu, apa
sebenarnya yang ku rasakan saat ini? Mengapa dia datang dengan cara seperti
ini?. Saat ini aku tak ingin terlalu berharap dengannya. Kejadian yang lalu
sudah cukup memberi pelajaran penting bagiku. Aku memang masih takut terluka
karena lukaku masih belum sepenuhnya sembuh. Entah sudah berapa kali aku hanya
bisa mendesah dan menghela nafas. Saat dia hadir untuk singgah dipikiranku namun
semua tentang dirimu seolah-olah datang kembali. Seharusnya aku menyadari bahwa
kalian adalah dua pribadi yang sangat berbeda. Tetapi caranya menatap, saat dia
membuatku tertawa dan kesal, semuanya terasa sama. Bahkan aku merasa caranya
mendekatiku selalu membuatku teringat tentangmu. Aku pun seolah merasakan
kehadiranmu disisiku lagi. Namun kali ini dengan seseorang yang berbeda.
Jika secangkir
cappucino ini bisa memberikan jawabannya entah apa yang akan ku lakukan. Terkadang
aku berpikir bahwa ini hanya imajinasiku saja karena diriku yang terlalu
perasa. Ataukah memang karena diriku yang belum sepenuhnya bisa membuang jauh
dirimu dari pikiranku. Kau, apakah dirimu akan selamanya berarti bagiku? Atau aku
yang terlalu bodoh hingga aku tak bisa menepikanmu?. Aku tak ingin seperti ini,
sungguh. Jika seseorang itu bisa menggantikan posisimu, aku ingin melihatnya
utuh. Aku ingin perasaan yang sempurna. Aku tak ingin melihatnya karenamu,
bukan karena dia sama dengan dirimu. Dan satu hal yang pasti aku tak ingin
merasakan kejadian yang sama. Ya, cukup dengan dirimu, dulu.
Disela
hujan rintik-rintik sore ini, aku menikmati secangkir cappucino ini dengan
sapaan hangat wajahmu yang masih membayangiku.
With the rain,
AED : )