Selasa, 18 September 2012

Kau (masih) Mengusikku

Diposting oleh Auliya Elsa di 00.16

Malam ini terlihat indah, bintang-bintang berparas cantik dengan sinarnya yang terang. Terlihat elok diangkasa bak hiasan malam yang memang diciptakan oleh tuhan untuk makhluknya. Kelap-kelip lampu kota menambah indah malam ini. Ku hirup nafasku dalam-dalam, ku pejamkan mataku untuk sesaat dan ku rasakan setiap desiran angin yang menyentuhku. Aku masih terdiam disini, diatap bangunan ini. Sedari tadi aku hanya duduk memandangi pemandangan kelap-kelip lampu yang tersaji didepan mataku. Aku tak sendiri disini, lagu-lagu sendu yang ada di handphoneku setia menemaniku. Ku nikmati setiap alunan musik yang ku dengarkan. Aku merasa nyaman seperti ini, dalam suasana seperti ini. Tidak ada satu pun orang yang mengusikku atau menggangguku. Aku bukan egois, aku hanya ingin sendiri untuk saat ini.

Ya, aku merasa pikiranku sedang kacau. Aku ingin berlari namun aku tak tahu arah. Aku ingin berteriak, aku ingin menangis. Aku butuh tempat bersandar. Namun aku tak tahu harus pergi kemana. Tuhan pun mungkin sudah bosan mendengarkan ceritaku. Semua keluh kesahku tak ingin lagi kubagi dengan mereka. Disela kekacauanku ini aku masih mencoba menata perasaanku. Aku juga mencoba mengasingkan wajahmu untuk sementara dari pikiranku. Entah mengapa kabar beberapa hari yang lalu mengenai dirimu membuatku sedikit ngilu. Benarkah kau telah berubah seperti yang telah ku dengar?. Benarkah kau tak seperti dulu lagi?. Aku mohon berikan aku jawaban atau setidaknya sedikit tanda atas semua prasangkaku kepadamu. Aku tak ingin berpikiran jelek tentangmu, aku hanya ingin tahu yang sebenarnya.

Aku mengerti semuanya telah berbeda. Waktu yang terus berjalan ini menjadi pendamping setia kita untuk tumbuh dewasa. Namun aku tak ingin mengubah pandanganku terhadapmu. Dan aku juga meminta kepadamu jangan pernah membuatku mengubah pandanganku terhadapmu. Karena sosok sepertimu yang selama ini aku cari. Kau telah membuat hatiku untuk tak segan berkata “iya”. Kalau memang kini kau tak seperti yang dulu, aku ingin kau menjadi sosok yang lebih baik lagi. Seseorang yang selalu ku kagumi walau nampak semu. Hey, aku masih ingat sikap malu-malumu. Aku juga masih ingat wajah semu merahmu. Bahkan sikapmu saat berhadapan dengan lawan jenis. Kau terlihat tak peduli walaupun mungkin kau sedikit malu. Mereka berkata kalau sekarang kau telah berbeda. Bahkan bisa dikatakan kau dapat dengan mudahnya memberi perhatianmu dan hatimu dengan yang lain. Kau juga tak segan untuk memamerkannya kepada mereka. Sungguh bukan kabar seperti itu yang ingin kudengar. Apakah semuanya memang benar-benar telah berubah?

Jika kau tahu, aku mengagumi karena apa adanya dirimu. Kau bukan tipe seseorang yang mudah merayu dan membagi hati. Ya, itu yang selalu ada dipikiranku tentangmu. Oh, aku sungguh tak mengerti. Baiklah, atau mungkin aku yang terlalu berlebihan. Aku sadar aku bukan siapa-siapa bagi dirimu lagi. Tapi kenapa aku masih merasa perih saat mendengar cerita tentangmu. Ternyata lukaku memang belum benar-benar sembuh. Dan memang perasaan itu masih tersisa untukmu walaupun tak seutuh dulu. Kali ini kenyataan yang paling menyakitkan adalah aku belum rela untuk melepasmu dengan yang lain. Apa jadinya jika suatu saat nanti kau telah berdua dan aku masih bertahan dengan perasaan ini. Apakah aku harus terus memeluk bayangmu tanpa bisa menyentuhmu? Apakah aku tak bisa menyempurnakan perasaaanku kepadamu?

Saat ini aku hanya berharap semuanya hanyalah omong kosong. Aku tak ingin berprasangka buruk dulu. Jujur, ini membuat pikiranku kembali terusik olehmu. Setelah sekian lama aku tenggelam diantara rutinitasku. Aku mohon tetaplah menjadi apa adanya dirimu. Selamat pagiku dan ucapan selamat tidurku masih untukmu. Jaga dirimu dan tetaplah menjadi seseorang yang selalu membuatku kagum dan berkata “kamu jaim banget” : )

Malam ini masih sama seperti sebelumnya, malam-malamku selalu terusik olehmu. Walaupun jemariku tak bisa menyentuhmu lagi namun aku masih mendekapmu dalam setiap doaku.

Untuk seseorang yang berada ribuan kilometer dariku,

With the rain,

AED : )

0 komentar:

Posting Komentar

 

more than words Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos