Malam ini terlihat indah,
bintang-bintang berparas cantik dengan sinarnya yang terang. Terlihat elok
diangkasa bak hiasan malam yang memang diciptakan oleh tuhan untuk makhluknya.
Kelap-kelip lampu kota menambah indah malam ini. Ku hirup nafasku dalam-dalam,
ku pejamkan mataku untuk sesaat dan ku rasakan setiap desiran angin yang
menyentuhku. Aku masih terdiam disini, diatap bangunan ini. Sedari tadi aku
hanya duduk memandangi pemandangan kelap-kelip lampu yang tersaji didepan
mataku. Aku tak sendiri disini, lagu-lagu sendu yang ada di handphoneku setia
menemaniku. Ku nikmati setiap alunan musik yang ku dengarkan. Aku merasa nyaman
seperti ini, dalam suasana seperti ini. Tidak ada satu pun orang yang
mengusikku atau menggangguku. Aku bukan egois, aku hanya ingin sendiri untuk
saat ini.
Ya, aku merasa pikiranku sedang
kacau. Aku ingin berlari namun aku tak tahu arah. Aku ingin berteriak, aku
ingin menangis. Aku butuh tempat bersandar. Namun aku tak tahu harus pergi
kemana. Tuhan pun mungkin sudah bosan mendengarkan ceritaku. Semua keluh
kesahku tak ingin lagi kubagi dengan mereka. Disela kekacauanku ini aku masih mencoba
menata perasaanku. Aku juga mencoba mengasingkan wajahmu untuk sementara dari
pikiranku. Entah mengapa kabar beberapa hari yang lalu mengenai dirimu
membuatku sedikit ngilu. Benarkah kau telah berubah seperti yang telah ku
dengar?. Benarkah kau tak seperti dulu lagi?. Aku mohon berikan aku jawaban
atau setidaknya sedikit tanda atas semua prasangkaku kepadamu. Aku tak ingin
berpikiran jelek tentangmu, aku hanya ingin tahu yang sebenarnya.
Aku mengerti semuanya telah
berbeda. Waktu yang terus berjalan ini menjadi pendamping setia kita untuk
tumbuh dewasa. Namun aku tak ingin mengubah pandanganku terhadapmu. Dan aku
juga meminta kepadamu jangan pernah membuatku mengubah pandanganku terhadapmu.
Karena sosok sepertimu yang selama ini aku cari. Kau telah membuat hatiku untuk
tak segan berkata “iya”. Kalau memang kini kau tak seperti yang dulu, aku ingin
kau menjadi sosok yang lebih baik lagi. Seseorang yang selalu ku kagumi walau
nampak semu. Hey, aku masih ingat sikap malu-malumu. Aku juga masih ingat wajah
semu merahmu. Bahkan sikapmu saat berhadapan dengan lawan jenis. Kau terlihat tak
peduli walaupun mungkin kau sedikit malu. Mereka berkata kalau sekarang kau
telah berbeda. Bahkan bisa dikatakan kau dapat dengan mudahnya memberi
perhatianmu dan hatimu dengan yang lain. Kau juga tak segan untuk memamerkannya
kepada mereka. Sungguh bukan kabar seperti itu yang ingin kudengar. Apakah
semuanya memang benar-benar telah berubah?
Jika kau tahu, aku mengagumi
karena apa adanya dirimu. Kau bukan tipe seseorang yang mudah merayu dan
membagi hati. Ya, itu yang selalu ada dipikiranku tentangmu. Oh, aku sungguh
tak mengerti. Baiklah, atau mungkin aku yang terlalu berlebihan. Aku sadar aku
bukan siapa-siapa bagi dirimu lagi. Tapi kenapa aku masih merasa perih saat
mendengar cerita tentangmu. Ternyata lukaku memang belum benar-benar sembuh.
Dan memang perasaan itu masih tersisa untukmu walaupun tak seutuh dulu. Kali
ini kenyataan yang paling menyakitkan adalah aku belum rela untuk melepasmu
dengan yang lain. Apa jadinya jika suatu saat nanti kau telah berdua dan aku
masih bertahan dengan perasaan ini. Apakah aku harus terus memeluk bayangmu
tanpa bisa menyentuhmu? Apakah aku tak bisa menyempurnakan perasaaanku
kepadamu?
Saat ini aku hanya berharap semuanya
hanyalah omong kosong. Aku tak ingin berprasangka buruk dulu. Jujur, ini
membuat pikiranku kembali terusik olehmu. Setelah sekian lama aku tenggelam
diantara rutinitasku. Aku mohon tetaplah menjadi apa adanya dirimu. Selamat
pagiku dan ucapan selamat tidurku masih untukmu. Jaga dirimu dan tetaplah
menjadi seseorang yang selalu membuatku kagum dan berkata “kamu jaim banget” :
)
Malam ini masih sama seperti sebelumnya, malam-malamku selalu terusik
olehmu. Walaupun jemariku tak bisa menyentuhmu lagi namun aku masih mendekapmu
dalam setiap doaku.
Untuk seseorang yang berada ribuan kilometer dariku,
With the rain,
AED : )
0 komentar:
Posting Komentar