“wajahnya sendu, matanya sembab
dan air matanya tak henti-hentinya keluar. Kasian sekali dia” kata sang
malaikat putih.
“hahaha, dia wanita yang rapuh. Dia
bodoh.” Kata sang malaikat merah.
“kau tidak boleh berkata seperti
itu. Itu bukanlah air mata biasa”balas malaikat putih.
“tangisannya tidak akan ada
artinya” kata malaikat merah seraya pergi.
Tatapan matanya kosong, nanar.
Dia terlihat seperti wanita tolol yang sudah tidak berarti lagi. Air matanya
jatuh membasahi pipinya. Entah sudah beberapa kali ia mengusap air matanya
dengan bajunya. Tangannya sembari memegang hanphone yang juga sudah basah
dengan air mata. Mungkin benar yang dikatakan oleh malaikat merah, wanita itu
rapuh.
“tidak bisakah kau menungguku
lebih lama lagi?? Kenapa berakhir seperti ini” katanya dengan suara serak.
Ya, dia memang tidak dapat menerima
kenyataan. Dia hanya bisa menangis dan menangis. Dia begitu melankolis. Ketika ada
sesuatu yang menyentuh hatinya, air matanya selalu keluar. Dia bukan cengeng,
namun hatinya halus dan mudah tersentuh.
Ahh,aku seperti melihat diriku sendiri, batinku. Lalu aku pun beranjak
pergi.
***
Aku mengerti apa yang sedang
dirasakan wanita itu. Rasanya lebih dari tertusuk benda tajam, begitu menyayat
hati. Aku pun tidak dapat mendeskripsikannya, terlalu sakit. Tuhan memang adil.
Ia selalu menciptakan segala sesuatu berpasangan. Ya, tangis dan tawa. Tapi,
aku seringkali merasakan tangis daripada tertawa. Terdengar menyedihkan sekali,
jika kau tertawa namun dalam hati menangis.
Hey, kau tak perlu mengasihaniku.
Kau mungkin menganggapku bodoh dan tolol namun kau tidak pernah mengerti arti
tangisanku. Aku hanya butuh tanganmu untuk menyeka setiap tetes air mataku. Taukah
kau, saat aku bersamamu aku juga ingin menangis. Aku menangis karena bahagia. Dan
saat aku tahu kau telah beranjak pergi, tangisku semakin pecah.
Aku tidak ingin menangis. Kau harus
tahu itu!!. Tapi, aku tidak bisa menahan air mataku. Seolah-olah ia memaksa
keluar. Apa kau tidak merasa ia keluar bukan karena tanpa alasan. Air mata yang
jatuh membasahi pipiku ini bukan tanpa kata. Saat aku mengenalmu lalu
bersamamu, air mata ini juga untukmu. Tidak hanya hatiku yang milikmu. Saat aku
bersamamu, air mata ini tersenyum bahagia. Ia juga ingin keluar untuk melihatmu
bahagia. Sekarang saat kau pergi, ia seolah-seolah berteriak untuk menahanmu.
Air mata ini tidak keluar begitu
saja, aku tidak dapat membendungnya. Air mata ini keluar agar kau melihat
betapa ia sangat membutuhkanmu. Untuk menyentuhnya kala aku menangis karenamu. Kau,
secara tidak langsung kau telah membuat air mata ini jatuh cinta padamu. Tidak,
memang bukan hatiku saja yang memilihmu. Tetapi, air mata ini juga untukmu.
Oh tidak, kau mungkin tidak akan
mempercayainya. Ini bukan sekedar bualan ataupun omong kosong. Aku juga tidak
ingin terlihat bodoh didepanmu. Wajah seperti benang kusut yang tampak
menyedihkan. Terkadang aku berpikir, air mata ini terlalu mahal untukmu. Tetapi,
ternyata tak seperti dugaanku.
Tuhan, untuk kesekian kali
haruskah aku memintamu untuk menghapus air mata ini?? Apakah aku hanya tertawa
saja tanpa bisa menangis?? Tidak tuhan, jangan kau hapus air mata ini. Biarkanlah
dia tetap bersamaku sekalipun terkadang aku membencinya. Jika air mata ini
memang miliknya, kelak biarkan dia yang menyekanya.
Ya, sekarang aku mengerti bahwa
air mata ini bukan tanpa arti. Inilah gambaran perasaanku padamu. Percayalah,
tangisanku tak sesederhana itu...
Ditulis oleh seorang wanita yang begitu cengeng karena seorang lelaki
With the rain,
AED : )
0 komentar:
Posting Komentar