Hari ini adalah malam terakhirku disini, dikota ini. Saat esok
pagi menjelang akan kulangkahkan kaki meninggalkan kota yang penuh kenangan
ini. Meninggalkan sebuah kotak kenangan yang masih kusimpan rapat disini. Dan akan
kubuka kembali saat aku kembali pulang. Sengaja kotak itu aku tinggalkan disini
karena memang disinilah tempatnya berada. Aku tak membawanya ke perantauan, hal
itu hanya akan membuatku lemah. Terlebih lagi kenangan tentang dirimu yang
memenuhi kotak kenanganku.
Sesekali aku menghela nafas karena sedari tadi aku sibuk
dengan barang-barangku. Satu persatu baju, sepatu dan tas sudah memenuhi
koperku. Ya ampun, betapa beratnya, batinku. Tapi ini tidak seberapa jika
dibandingkan beban yang ada dipundakku. Oh tidak, aku tidak boleh mengatakan
ini beban. Karena ini adalah sebuah kewajiban seorang anak untuk membahagiakan
kedua orang tuanya. Aku akan menghabiskan waktu berbulan-bulanku disana. Kehidupanku
akan kembali normal seperti sebelumnya. Aku harap semuanya akan baik-baik saja.
Semua barang-barangku sudah tertata rapi dan esok pagi aku
sudah siap untuk pergi. Sudah menjadi ritualku jika sebelum bepergian jauh aku
tak lupa membawa beberapa obat. Aku mengecek barang yang ada didalam tas
kecilku karena takut jika ada yang tertinggal. Dan ternyata benar aku lupa
memasukkan dompet. Sesaat kubuka dompetku untuk memastikan uang yang akan
kubawa untuk diperjalanan nanti. Sekilas aku melihat wajahmu didalam dompetku. Ya,
aku masih menyimpan fotomu. Aku tak akan membuangnya karena hanya dengan foto
itu aku bisa mengingat wajahmu. Ternyata aku tak benar-benar meninggalkan
kenanganku disini. Karena aku menyadari aku masih membawamu kedalam pikiranku.
Ya tuhan, untuk kesekian kalinya aku kembali disini tanpa
senyuman nyata darinya. Kali ini aku pun juga harus merasakannya lagi. Entah kapan
kita akan berbagi senyuman seperti dulu. Aku masih menunggu saat-saat seperti
itu. Sudah kuhabiskan waktu 2 bulanku disini namun aku tak sempat bertemu
denganmu. Disini aku hanya bisa menyentuh kenanganmu yang tersimpan rapi. Jangan
kau pikir aku telah melupakanmu karena aku masih menginginkan pelukan selamat
tinggal darimu, seperti dulu. Aku ingin mengulang kejadian setaun yang lalu. Saat
aku berada dalam dekapanmu dan menangis sejadi-jadinya. Kau pun memelukku dan
menyeka air mataku. Aku hanya terdiam, pelan kau menyentuh daguku untuk melihat
wajahku. Kau pun berkata semuanya akan baik-baik saja dan perpisahan kita
hanyalah “sementara”. Ya, kita pernah menyebutnya “perpisahan sementara”. Lalu apakah
ini artinya “perpisahan sementara” kita?.
Aku juga masih mengingat saat terakhir kali aku melihatmu. Malam
itu begitu manis namun pedih. Aku diam terpaku tak bergerak didepan pintu
rumahku. Aku masih menangis ketika perlahan kau pergi. Saat itu kau berkata “met
ketemu di Januari ya”. Kau tersenyum sambil melambaikan tangan. Aku masih saja
terdiam tak bergerak. Lalu aku benar-benar melihat punggungmu pergi menjauh. Taukah
kau dimalam itu aku seraya berkata pada diriku sendiri. Bagaimana jika ini
adalah terakhir kalinya aku melihatmu?. Bagaimana jika esok aku tak bisa
melihatmu lagi?. Tangisku benar-benar pecah. Sekarang apa yang aku takutkan
saat itu benar-benar terjadi. Kau, benar-benar pergi menjauh.
Mungkin tak akan ada habisnya jika aku menuliskan setiap
detail tentangmu dalam ceritaku. Kau adalah narasiku yang terputus. Kini aku
harus menyadari bahwa aku harus kembali tanpa senyuman hangatmu dan pelukan
selamat tinggalmu. Tapi harus kau tahu tetesan air mataku masih untukmu dan
rinduku ini. Jangan kau menyebutnya sebagai rindu yang terlarang walaupun aku
tak berarti lagi dimatamu. Ini adalah hakku dan perasaan serta rinduku padamu
biarkan aku yang menikmatinya sendiri. Akhirnya sebelum pergi aku harus
berkata, selamat tinggal kotaku, selamat tinggal kenanganku. Aku selalu
merindukanmu bersama hangat peluknya.
Dan diantara barang-barang yang memenuhi koperku ini, aku masih menyelipkan doa untukmu. Aku harap esok hariku akan kujelang hanya bersamamu.
Untukmu pemilik
rinduku, dari seorang wanita yang seringkali menangis didalam bis hanya karena
teringat padamu.
With the rain,
AED : )