Januari, entah kenapa aku merasa ngilu jika mendengar kata
januari. Terdengar aneh memang namun aku selalu memiliki alasan mengenai
januari. Aku memang tidak memiliki kenangan khusus di bulan januari. Januari adalah
bulan diawal tahun. Begitu pula bagiku, januari adalah awal hari-hariku
tanpamu. Aku harus melalui awal tahun dengan sepotong luka, rindu dan bahkan
sedikit benci. Ya, aku larut dalam perasaan yang tak menentu. Kau tahu apa
alasannya?? Aku selalu mengingat janji kita untuk bertemu di bulan januari. Tetapi
aku mengerti, janji itu sudah kadaluarsa. Janji itu sudah tak lagi harus
ditepati.
Januari seharusnya menjadi awal tahun yang indah bagiku. Bagaimana
tidak, dibulan januari itulah aku ingin melepas rinduku padamu. Setelah aku
melewati beberapa bulan tanpamu. Namun rinduku terhalang dibulan Desember dan
itu berarti belum sempat aku bertemu denganmu. Miris yang ku rasakan. Saat aku
kembali di tempat yang sama tanpa seseorang yang aku harapkan untuk ku temui. Semua
rencanaku pun berantakan dan hancur. Ya, rencana yang telah ku buat untukmu
sebagai ungkapan maaf dan rinduku. Saat itu aku pun berharap januari bisa
menjadi titik balik hubungan kita menjadi lebih baik. Aku juga akan menjawab
segala pertanyaanmu selama beberapa bulan terkahir. Pertanyaan yang membuatku
sedih bahkan selalu mengundang air mata. Namun ternyata rencanaku hanyalah
sebuah kekosongan. Semua itu hilang seketika. Aku sesekali hanya bisa menghela
nafasku. Aku mencoba untuk memahami perasaan dan situasi ini. Seringkali aku
merasa kesal mengapa aku tidak bisa menerima kenyataan. Semuanya telah berbeda,
tak lagi sama. Aku hanya bisa mengeluh dan ingin sekali mengadu. Tapi kepada
siapa aku harus mengadu?? Aku pun tak tahu. Tak mungkin jika aku harus
meluapkannya kepada orang lain, mereka tidak bersalah. Bahkan aku akan terlihat
seperti orang bodoh didepan mereka.
Kini, kita tak lagi bertemu. Januariku telah berlalu,
kesempatanku hilang. Jangankan untuk bertemu, berkirim kabar pun tidak. Saat ini,
untuk bertemu denganmu hanyalah sebuah angan-angan bagiku. Kita sudah terpisah
jauh. Bukan hanya karena jarak namun hati kita tak lagi sedekat dulu. Semuanya memang
telah kembali ke titik nol. Aku berharap kita bisa saling berinstropeksi. Ini adalah
sebuah proses menuju kedewasaan. Aku pun akan kembali menata hati. Walaupun aku
tahu bahwa rinduku ini masih untukmu. Ya, aku akan menemuimu dijanuari yang
lain.
Untuk seseorang yang ingin kutemui di bulan januari
With the rain.
AED : )
0 komentar:
Posting Komentar