Selasa, 21 Agustus 2012

Tangisku Pecah (lagi)

Diposting oleh Auliya Elsa di 07.47

I saw you holding hands, standing close to someone else
Now i sit all alone, wishing all my feeling was gone
I gave my best to you, nothing for me to do
But have one last cry

Malam ini aku merasa dingin, sepi dan kosong. Ku matikan playlist mp3 dilaptopku. Ku letakkan headset yang sedari tadi terpasang ditelinga. Lalu aku berbaring melepas lelah setelah berjam-jam berkutat didepan laptop kesayanganku. Lagu yang kuperdengarkan itu hanya membuatku mengingatmu. Terkadang aku ingin tertawa untuk diriku sendiri. Aku merasa begitu konyol. Ya, aku masih sering meraba kenanganmu dan segala tentang dirimu. Bahkan dari hal-hal yang sepele pun aku masih mengingatnya. Ini sudah setahun berlalu namun aku masih saja terjebak dimasa lalu. Rasa lelahku saat ini tidak ada artinya jika dibandingkan lukaku. Letih yang kurasakan bukan apa-apa jika dibandingkan dengan perasaan yang ku alami saat itu. Saat aku mendengar sebuah kabar yang menambah daftar panjang mimpi burukku. Aku tak pernah menyangka kau akan bertindak secepat itu. Ya, kau telah bersamanya. Kau, untuk kesekian kalinya air mata ini jatuh karenamu. Aku sudah cukup sedih tak bisa bertemu denganmu. Lalu, kau mengirim sebuah petisi yang memaksaku untuk meneteskan air mata lagi. Padahal belum kering air mata ini, namun tangisku kembali pecah. Aku mengerti itu adalah hakmu. Namun jika boleh ku meminta beri sedikit jeda untukku. Agar aku benar-benar bisa bernafas tanpamu. Seharusnya aku menyadari aku terlalu banyak berharap padamu. Mengharapkan hal yang penuh dengan ketidakpastian. Ataukah aku yang terlambat menyadari akan suatu hal?? Memang sedari awal perasaanmu sesungguhnya hanyalah untuknya.

Oh tidak, tuhan memberiku kesempatan untuk singgah dihatimu. Apakah aku salah jika mengambil pilihan itu??. Seandainya aku tahu pada akhirnya kau bersamanya mungkin aku tak akan mengambil kesempatan itu. Terkadang aku berpikir apakah aku bersalah karena telah mengambil kesempatan orang lain. Ya, mungkinkah jika aku tak sempat singgah dihatimu kau akan lebih bahagia dengannya. Namun semuanya terlambat karena mata dan hatiku telah buta karenamu. Seandainya, seandainya dan aku hanya bisa berkata seandainya. Aku benci seandainya. Satu hal yang pasti perasaan tak bisa dipersalahkan. Karena perasaanku padamu terlahir bukan dengan keterpaksaan dan rekayasa. Saat bersamamu pun bagaikan menjemput impian bagiku. Setelah sekian lama aku menunggumu dalam jerit yang tak kau dengar.

Kini penantian panjangku memang sudah menemukan jawabnya. Meskipun akhirnya tak sesuai dengan yang ku harapkan. Esok jika aku kembali ke tempat dimana aku pertama kali bertemu denganmu, aku ingin melihatmu. Aku ingin menatap matamu, wajahmu dan tentunya dirimu seutuhnya. Aku ingin menyentuh tanganmu. Bahkan jika kau menghendaki aku ingin memelukmu. Aku tidak akan berkata apa-apa padamu. Biarkan dirimu sendiri yang mengartikannya. Aku hanya ingin mengutarakannya dengan bahasa tubuhku. Aku hanya ingin berbicara denganmu melalui perasaanku. Hingga akhirnya kau bisa merasakan ketulusanku yang nyata.

Untuk kesekian kalinya aku menghabiskan malam-malamku bersama kenanganmu

With the rain,

AED : )

0 komentar:

Posting Komentar

 

more than words Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos