Hari ini tepat setahun sudah kita
tak bertemu. Kita sudah tak lagi saling menyapa, tertawa bersama dan aku pun
tak bisa menatap wajah menyebalkanmu lagi. Waktu ini terasa begitu cepat begitu
pula dengan cerita kita yang tak ingin ku akhiri. Aku masih mencumbu bayangmu,
merabamu dalam kenangan. Aku juga masih merindukanmu dalam kesendirianku. Ku pandangi
sosokmu dalam foto yang masih ku simpan. Terlihat jelas setiap lekuk wajahmu. Alismu
yang tebal dan hidungmu yang selalu membuatku gemas. Aku tak tahu harus
mendeskripsikannya seperti apa lagi. Karena memang sosok sepertimulah yang aku
inginkan. Terlintas senyumanmu tergambar dalam lamunanku. Senyum yang penuh
arti bagiku. Begitu pula dengan tatapan matamu yang selalu membuatku kehilangan
kata-kata. Namun semuanya sekarang hanya sebuah kenangan. Handphoneku pun tak
lagi penuh dengan pesan-pesan mesramu. Telingaku tak lagi mendengar suara
riuhmu. Tak ada lagi ucapan “selamat pagi” yang menambah semangat pagiku. Dan tak
ada lagi seseorang yang menemaniku sampai ku terlelap. Jangankan untuk bertemu
denganmu, kabar tentangmu tak lagi kudengar. Sesaat aku merasa apakah jarak
diantara kita semakin jauh. Aku memang sudah tak berhak atas dirimu tapi apakah
salah jika aku ingin tahu kabarmu kini.
Sungguh aku ingin melihat
sosokmu, sekalipun aku melihatnya dari jauh. Mungkin telingamu sudah tak ingin
lagi mendengar cerita tentangku. Matamu tak ingin lagi menatapku. Tanganmu pun
tak ingin lagi menyentuhku. Aku sangat memahami itu dan aku juga mengerti. Tapi
aku tidak bisa terus membohongi diri dan entah sampai kapan aku hanya bisa
meyimpannya rapat-rapat. Ya, mungkin aku harus kembali seperti dulu. Memendam
perasaan yang sama sekali tak pernah kau lihat. Menikmati setiap kerinduan
tanpa sapaan hangat hatimu.
Aku merasa malam-malamku semakin
dingin. Terlebih lagi disaat kesendirian begitu terasa keberadaannya. Aku hanya
bisa membayangkan sosokmu yang sekarang. Entah sudah beberapa kali imajinasi
tentangmu tergambar dalam benakku. Ya, bolehkah aku memanggilnya rindu yang
sempurna??. Kau bahkan belum tentu merindukanku, barangkali rindumu telah kau
berikan untuk yang lain. Tapi rinduku ini masih untukmu. Aku ingin sekali
mengirim pesan kepadamu. Namun aku harus mengakui aku tak punya cukup
keberanian. Aku harus berpikir ulang untuk melakukannya. Aku memang takut
terluka lagi, aku takut itu malah membuatku semakin bimbang. Dan yang paling
aku takutkan adalah jika kau benar-benar telah melupakanku. Perasaan seperti
ini sangat menyiksaku.
Aku hanya berharap kita tak
saling membenci. Atas apa yang terjadi kemarin, aku berharap kita akan tumbuh
menjadi sosok yang lebih baik. Lukamu, lukaku, luka kita biarlah berlalu. Kita pernah
berbagi rasa, hati kita pernah dekat. Setidaknya kita bisa kembali seperti awal
sebelum kita bersama. Aku tidak ingin menganggapmu sebagai seseorang yang
pernah kukenal. Tetapi sebagai seseorang yang telah mengajariku apa arti sebuah
perasaan. Sekarang biarlah ku nikmati hari-hariku bersama kenanganmu diantara
lirik-lirik lagu yang senantiasa kuperdengarkan untuk menemaniku. Rinduku padamu begitu sempurna kan??
Setidaknya diantara
lagu-lagu ini aku masih menemukan setengah sosokmu, lagu favoritmu : )
With the rain,
AED : )
0 komentar:
Posting Komentar